Andrea cha FKIP Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Sriwijaya Palembang

Senin, 28 Februari 2011

PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Untuk kelas X  SMK SEMESTER 1

Pengantar

Puji dan syukur hanya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaagung lagi maha pemurah. Hanya berkat rahmat dan karunia-nya, buku ini dapat tertib dan hadir kemabli di hadapan Anda.
            Senang sekali rasanya dapat kembali hadir di tengah kegiatan belajar anda. Semoga aktivitas belajar menggembirakan dan makin sukses. Kami berharap, buku ini dapat turut berperan dalam mewujudkan kegembiran dan kesuksesan belajar anda saat ini maupun untuk yang akan datang.
            Kehadiran bukun ini senantiasa kami usahakan dapat menjadi pendukung kegembiraan dan kesuksesan belajar anda. Tentunya akan sia-sia jika kehadiran sebuah perangkat pembelajaran di kelas/sekolah tidak dapat memberi kontribusi positif dalam kegiatan belajar-mengajar. Olaeh sebab itu, dalam setiap edisi, buku ini kami usahakan dapat hadir dengan pembenahan dan perbaikan . namun ,satu hal tidak berubah, yakni bahwa dasar penyusunan buku ini ilah tetap Standar isi 2006 (KTSP) dan Standar kompetensi Lulusan pendidikan Dasar dan Menengah (keduanya dikeluarkan berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 dan No 23 Tahun 2006).
            Pembaruan dan perbaikan perlu dilakukan agar isi buku ini tetap actual serta lebih relevan dengan tuntutan dan kebutuhan kegiatan belajar-mengajar mutakhir di sekoolah. Rubrik-rubrik pokok, seperti ringkasan meteri, latihan soal, uji kompetensi (uji kemampuan), perbaikan, pengayaan, dan portofolio kami perbaru isi dan bentuknya.
            Kami akan terus berupaya menambah bobot atau kualitas buku ini, Harapan kami, buku ini dapat memberi dukungan positif kepada anda dalam membelajari dan menguasai semua mata pelajaran khusunya da ilmu pengetahuan umumnya. Kami senang sekaligus bersyukur jika buku ini dapat turut mengantarkan anda mencapai tujuan belajar
(menguasai kompetensi pelajarn) serta meraih cita-cita dan kesuksesan pada masa depan.
                                                                                                Redaksi
DAFTAR ISI
Pengantar……………                                     Latihan Ulangan Tengah Semester
Daftar……………….                                      Bab 7 Kebugaran Jasmani
Istilah  olahraga……..                                       Bab 8 Senam Lantai
Bab 1 Sepak bola……                         Bab 9 Aktivitas Ritmik
Bab 2 Bola Basket…..                                     Bab 10 Renang dan Loncat Indah
Bab 3 Bola Voly…….                                      Bab 11 Pelajajahan
Bab 4 Permainan Kasti                         Bab 12 Bahaya Narkoba
Bab 5 Lari Jarak Pendek                                  Latihan Ulangan Umum Semester 1
Bab 6 Pencak Silat                                           Daftar pustaka
ISTILAH OLAHRAGA

Fair play                       : Bermain dengan jujur dan sportif.
Fartlek                         : Bermain-main dengan kecepatan (speed play). Bentuk latihan
  ketahanan (endurance) yang berfungsi untuk membangun, 
  mengembalikan, atau memelihara kondisi fisik seseorang, dengan 
  tujuan untuk menenuhi kebutuhan pekerjaan dilakukan otot.
Fleksibilitas                   : kelentukan, kelenturan.
Forward roll                 : Gerakan senam dengan melakukan guling ke depan
Handstand                    : Gerakan senam dengan berdiri dengan tangan.
Hipokinesion                : Kemunduran organ-organ tubuh manusia yang disebabkan karena
  kurang bergerak/kurang berolahraga.
Hypertension                : Tekanan darah tinggi
Hypotension                 : Tekanan darah rendah.
Isometrik                      : Suatu latihan tahanan yang tidak berefek terjadinya pemanjangan
  otot.
Isotonik                        : Suatu latihan tahanan yang berefek pada memanjang dan
  memendaknya otot.
Lokomotor                   : Gerakan berpindak. Sementara nonlokomotor berarti gerak
  tetap/tidak berpindah.
Rotari spirometer          : Alat untuk mengukur kapasitas vital paru-paru. Ukuran dewasa
  normal (sehat) volume udara per tiap kilogram berat badannya  
  adalah 65 cc bagi  pria, dan 55 cc bagi wanita.
Running in the air          : melayang di udara. Salah satu bentuk gaya dalam lompat jauh.
Self esteem                   : Kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu karena yakin akan            
  kemampuannya.
Sportif                          : Bermain jujur, tidak curang.
Time out                       : Tandan waktu untuk istirahat

Istilah-istilah dalam Bola Voli

Toaster/Tosser             : Pengumpan.
Blocking                       : Menahan atau melambung.
Change             : Pertukaran tempat
Change Of Position       : Pertukaran posisi, antara pemain dari suatu team 6 regu, tepat setelah pukulan servis dilakukan.
Cover close                  : menutup daerah rapat
Decoy                          : Pemain yang berpura-pura melompat hendak melancarkan smes, padahal kawannya yang melakukan.
Dumplay                       : Suatu tipuan dari “spiker” (smasher) ketika melihat block lawan yang ketat, kemudian memukul bola secara pelan di daerah lawan yang kosong.
Fault receiving  : Kesalahan seorang pemain dalam menerima bola yang datang dari daerah lawan atau daerah sendiri.
Double hit                     : Pukulan ganda seorang pemain
Front line player            : Pemain bagian depan (3 orang pemain depan)
Front line defender        : Pemain bertahan yang posisinya di petak bagian depan.

Istilah-istilah dalam bola basket

1. Back court               : Lapangan belakang

2. Blocking                   : Menghalang-halangi

3. Double                     : Pelanggaran ganda, yakni dua pemain berlawanan

4. Flagrant fault : pelanggaran keji (unsportman like)

5. Fouls                        : Pelanggaran, misalnya mendorong, menarik lawannya.

6. Free throw               : Lemparan bebas, diberikan kepada seorang pemain untuk  

memberi lemparan yang tidak boleh dihalangi ke sasaran  

(basket)dari dalam lingakaran bebas.

7. Back ball                  : Bola kembali, artinya bola yang btelah melewati garis tengah   

  kemabli lagi lapangannya (pelanggaran/back ball).

8. Peraturan 3 detik      : Pemain tidak boleh berada di daerah bersyarat (keyhole) lapangan

  lawan lebih dari 3 detik.

9. peraturan 5 detik      : Pemain tidak boleh memegang bola lebih dari 5 detik (dalam

  suatu permainan).

10. Peraturan 10 detik : Pemain/regu tidak boleh menguasai bola atau memainkan bola di

  lapangannya lebih dari 10 detik.

11. Peraturan 30 detik : Pemain /regu tidak boleh menguasai atau memainkan bola lebih

  dari 30 detik tanpa melakukan tembakan (shooting)

 

 

 

 

Daftar Nama Organisasi induk olahraga di Indonesia

1. Aero Sport = Federasi Aero Sport Indonesia / FASI
2. Anggar = Persatuan Anggar Seluruh Indonesia / IKASI
3. Atletik = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia / PASI
4. Baseball = Perserikatan Bisbol dan Sofbol Amatir Seluruh Indonesia / PERBASASI
5. Berkuda = Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia / PORDASI
6. Berlayar = Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia / PORLASI
7. Biliar = Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia / POBSI
8. Binaraga = Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia / PABBSI
9. Bola Basket = Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia / PERBASI
10. Bola Voli = Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia / PBVSI
11. Boling = Persatuan Boling Indonesia / PBI
12. Bulu Tangkis = Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia / PBSI
13. Catur = Persatuan Catur Seluruh Indonesia / PERCASI
14. Dayung = Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia / PODSI
15. Drum Band = Persatuan Drum Band Indonesia / PDBI
16. Golf = Persatuan Golf Indonesia / PGI
17. Gulat = Persatuan Gulat Amatir Seluruh Indonesia / PGSI
18. Judo = Persatuan Judo Seluruh Indonesia / PJSI
19. Karate = Federasi Olahraga Karate-do Indonesia / FORKI
20. Kartu = Gabungan Bridge Seluruh Indonesia / GABSI
21. Kempo = Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia / PERKEMI
22. Kesehatan Olahraga = Kesehatan Olahraga Republik Indonesia / KORI
23. Liong & Barongsai = Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia / PLBSI
24. Menembak = Persatuan Menembak dan BerburuIndonesia / PERBAKIN
25. Motor = Ikatan Motor Indonesia / IMI
26. Olahraga air = Persatuan Renang Seluruh Indonesia / PRSI
27. Olahraga Cacat = Badan Pembina Olahraga Cacat / BPOC
28. Olahraga KORPRI = Badan Pembina Olahraga Korps Pegawai Republik Indonesia / BAPOR KORPRI
29. Olahraga Mahasiswa = Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia / BAPOMI
30. Olahraga Pelajar = Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia / BAPOPSI
31. Olahraga Sepeda = Ikatan Sport Sepeda Indonesia / ISSI
32. Olahraga Wanita = Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia / PERWOSI
33. Panahan = Persatuan Panahan Indonesia / PERPANI
34. Panjat Tebing = Federasi Panjat Tebing Indonesia / FPTI
35. Pecak Silat = Ikatan Pencak Silat Indonesia / IPSI
36. Selam = Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia / POSSI
37. Senam = Persatuan Senam Indonesia / PERSANI
38. Sepak Takraw = Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia / PSTI
39. Sepakbola = Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia / PSSI
40. Sepatu Roda = Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia / PERSEROSI
41. Ski Air = Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia / PSASI
42. Sport Dance = Ikatan Olahraga Dansa Indonesia / IODI
43. Squash = Persatuan Squash Indonesia / PSI
44. Taekwondo = Taekwondo Indonesia / TI
45. Tarung Derajat = Keluarga Olahraga Tarung Derajat / KODRAT
46. Tenis = Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia / PELTI
47. Tenis Meja = Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia / PTMSI
48. Tinju = Persatuan Tinju Amatir Indonesia / PERTINA
49. Wartawan Olahraga = Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia / SIWO PWI
50. wushu = Wushu Indonesia / WI













BAB 1

1. PERMAINAN SEPAK BOLA
            Permainan sepak bola berasal dari inggris. Pada waktu itu sepak bola hanya dimainkan oleh para mahasiswa. Dan pada tanggal 8 desember 1963 sebagai lahirnya peraturan permainan sepak bola modern. Adapun induk organisasi sepak bola Internasional (FIFA) berdiri tanggal 21 mei 1904. pendiri FIFA adalah Guirin dari perancis. Pada tahun 1921 sampai 1951 Jules Rimet menjadi ketua FIFA dan menetapkan kejuaraan Internasional diselenggarakan tiap 4 tahun sekali. Permainan sepak bola masuk di Indonesia di bawa oleh Belanda. Dan organisasi sepak bola nasional (PSSI) berdiri pada tanggal 19 April 1930 dan ketuanya adalah Ir.Suratin Sosro Sugondo. Pada pelaksanaan PON pertama pada tahun 1948 yang diselenggarakan di solo, PSSI menjadi pelopornya.

2. Sepak bola
Sepak bola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang

3. Teknik sepak bola Dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. teknik badan, yaitu gerakan-gerakan dalam sepak bola tanpa bola.
b. teknik dengan bola ,yaitu gerakan-gerakan dalam sepak bola dengan bola




a. teknik badan
    unsur-unsur kemampuan fisik terdiri atas :
1.      kecepatan lari, kecepatan bereaksi dan kecepatan bergerak.
2.      Kekuatan otot-otot kaki untuk menendang, kekuatan otot bahu untuk body-charge.
3.      Daya tahan umum dan daya tahan otot.
4.      kelincahan merubah arah dan gerakan tipu dalam sepak bola.
5.      kelentukan badan, agar gerakan menjadi mudah dan luwes.

b. teknik dengan bola.                                                                                                              
    Unsur-unsur teknik dengan bola terdiri dari :
    a. Menendang bola (shooting)
    b. Menerima bola : menghentikan bola dan mengontrol bola
    c. Menggiring bola (dribbling)
    d. Menyundul bola (heading)
    e. Melempar bola (throwing)
    f.. Gerak tipu dengan bola
    g. Merampas atau merebut bola.
    h. Teknik-teknik khusus penjaga gawang
.
Teknik penguasaan bola
            Yang penting dan harus selalu dilatih dalam permainan sepak bola adalah :
  1. Teknik menendang bola
    1. menendang bola dengan kaki muka penuh (kura-kura kaki)
    2. menendang bola dengan kaki muka bagian dalam
    3. menendang bola dengan kaki bagian dalam
  2. menghentikan (menyetop) dan mengontrol bola
    1. menghentikan dan mengontrol bola dengan telapak kaki, untuk bola yang jatuh ke tanah.
    2. Menghentikan bola dengan kaki muka peenuh, untuk bola yang masih melambung diudara
    3. Menghentikan bola dengan kaki bagian dalam
    4. Menghentikan bola dengan perut
    5. Menghentikan dan mengontrol dengan dada
    6. Menghentikan bola dengan menggunakan kepala
    7. Menghentikan bola dengan menggunakan paha
  3.  teknik  membawa atau menggiring bola (dribbling)
    1. menggiring bola dengan kaki muka penuh
    2. menggiring bola dengan kaki bagian dalam dari kura-kura penuh
    3. menggiring bola dengan kaki bagian dalam atau bagian luar
  4. Teknik gerakan (gerakan tipu)
Gerakan tipu yang terbaik adalah tipu badan(body playing) waktu kita menggiring bola. Karena gerak tipu yang kita kerjakan dengan badan sangat penting dan banyak digunakan dalam permainan, maka perlu latihan yang intensif. Gerak tipu dapat kita kerjakan dengan mengendalikan kepada ketepatan, kecepatan dan kelincahan bergerak untuk kita gunakan pada saat dan keadaan yang tepat serta menguntungkan.
  1. Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:
    1. 4-4-2 (klasik: empat skipper)                        11. 4-1-4-1     
    2. 4-4-2 (dengan dua sayap)                             12.3-4-3
    3. 4-4-1-1                                                        13.3-5-2denganlibero
    4. 4-2-4                                                           14.3-5-2tanpalibero
    5. 4-3-2-1                                                        15.3-6-1
    6. 4-3-1-2                                                        16.5-4-1
    7.4-5-1
    8.4-3-3
    9.4-2-3-1
    10.4-3-3













BAB II
PERMAINAN BOLA VOLY
            Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895. Dia adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada organisasi “Young Man Christian Association” (YMCA) di kota Massac hussets, Amerika Serikat. Jumlah pemainnya tidak terbatas ,sesuai dengan tujuan semula, yaitu untuk mengembangkan kesegaran jasmani para buruh di samping bersenam umum.
            Kemudian permainan ini diubah menjadi Volly ball yang artinya kurang memvoli bola berganti-ganti. Pada tahun 1892 YMCA berhasil mengadakan kejuaraan nasional bola voli di Negara Amerika Serikat. Pertandingan bola voli yang pertama tahun 1947 di polandia. Pada tahun 1948 IVBF (International Volley ball Federation) didirikan dengan beranggotakan 15 negara berpusat di Paris.
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari negeri Belanda. pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama. sampai sekarang Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untuk wanitanya.
Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.

TEKNIK PERMAINAN BOLA VOLI
Teknik adalah suatu proses melahirkan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli.
Dalam mempertinggi prestasi bola voli, teknik ini erat hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli.
Penguasaan teknk dasar permainan bola voli merupakan salah satu unsure yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan di samping unsure-unsur kondisi fisik, taktik dan mental.
Adapun teknik-teknik dasar permainan bola voli menurut sistematikanya adalah sebagai berikut :
a. teknik dasar pasing atas
b. teknik pasing bawah
c. set-up/umpan
d. smash : 1. normal smash
                 2. semi smash
                 3. push smash
e. servis : 1. servis bawah
                2. servis atas Servis atas atau Overhead.
f. block/bendungan : 1. block tunggal
                                  2. block berkawan

Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah berukuran 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2.43 meter dan untuk net putri 2.24 meter. Garis batas penyerangan untuk pemain belakang, jarak 3 meter dari garis tengah ( sejajar dengan net ). Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5 cm.

ServiceThis is a featured page

Service dalam permainan bola voli ada beberapa macam cara yaitu :
  1. Service bawah.
  2. Service samping.
  3. Service atas.
  4. Service loncat



 

 

 









ada tujuh macam servis yaitu :
1. Servis tangan bawah (underhand service),
2. Servis Mengapung tangan bawah (Underhand Floating Service),
3. Floating Overhand Service,
4. Overhand Change-Up Servvice (Slider Floating Overhand),
5. Overhand Round-House Service (Hook Servis),
6. Jumping Service (Sevis dengan lompatan)
7. Servis tangan atas (Overhead service)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Passing

  • Passing Bawah ( Pukulan/penganmbilan tangan kebawah )
    • Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
    • tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
    • Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.



[vol16.jpg]



  • Passing Keatas ( Pukulan/penganmbilan tangan keatas )
    • Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
    • Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
    • Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
    • Penyentuhan pada semua jari2 dan gerakannya meluruskan kedua tangan

SmashThis is a featured page

Smash (spike)

Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 






BlockThis is a featured page

Membendung (Bloking)

Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola yang datang dari daerah lawan.

bola voli

Bola Voli


Sejarah Permainan Bola Voli


William G. Morgan (New York, 1870-1942) adalah tokoh asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pencipta olahraga bola voli. Morgan muda kuliah di Springfield College yang dikelola YMCA (Young Men's Christian Association). Di sana ia bertemu dengan James Naismith yang pada tahun 1891 menciptakan olahraga bola basket. Setelah lulus, pada tahun 1895 ia mulai bekerja sebagai Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di Massachusetts. Di sana ia menciptakan permainan bernama Mintoinette yang dirancang tidak seberat basket agar cocok dimainkan orang-orang yang lebih tua. Dirancang berdasarkan olahraga lain asal Jerman bernama faustball, permainan yang ini kemudian berganti nama menjadi volleyball (bola voli).
                                                                                                  

Bola Voli
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.

Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu Tosser (atau setter), spiker (tukang smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh mensmash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.

Untuk bermain bola voli tidak menuntut kemampuan fisik yang tinggi, yang diperlukan hanyalah semangat untuk mau mengejar bola kemanapun jatuhnya, perlahan-lahan teknik yang diperlukan untuk bermain voli itu akan tumbuh dengan sendirinya.
Justru ada satu hal yang mungkin dilupakan oleh banyak orang, yaitu bahwa bermain voli juga menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan.



Pengertian Bola voli
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Masing-masing grup berusaha untuk menyentuhkan bola ke lapangan lawannya dan hanya boleh memantulkan bola maksimal 3 kali di lapangan sendiri.
Lapangan permainan

Ukuran lapangan bola voli

Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah berukuran 9 meter x 18 meter. Ukuran tinggi net putra 2.43 meter dan untuk net putri 2.24 meter. Garis batas penyerangan untuk pemain belakang, jarak 3 meter dari garis tengah ( sejajar dengan net ). Untuk ukuran garis tepi lapangan adalah 5 cm

Penghitungan angka
Aturan permainan dari bola voli adalah:
Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai
Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke daerah musuh. Jika tidak, maka musuh pun akan mendapat nilai

Teknik bola voli

Service
Service ada beberapa macam:
  1. Service dengan ayunan tangan dari bawah.
  2. Service dengan ayunan tangan dari samping.
  3. Service dengan ayunan tangan dari atas.
  4. Jump Service
Yang perlu diperhatikan dalam service:
  • Sikap badan.
  • Lambung keatas harus sesuai dengan kebutuhan.
  • Saat kapan harus memukul Bola.
Passing
Passing Bawah ( Pukulan/pengambilan tangan kebawah
  • Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
  • Tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.

  • Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
Passing Keatas ( Pukulan/penganmbilan tangan keatas )
  • Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
  • Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
  • Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
    Penyentuhan pada semua jari2 dan gerakannya meluruskan kedua tangan
Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada diatas jaring, untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan faktor-faktor berikut: awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.

Membendung (Bloking)
Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola yang datang dari daerah lawan.

Kedudukan Pemain (Posisi Pemain)
Pada waktu service kedua regu harus berada dalam lapangan / didaerahnya masing2 dalam 2 deret kesamping. Tiga deret ada di depan dan tiga deret ada di belakang
















BAB III
PERMAINAN BOLA BASKET
            Permainan bola basket adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua regu. Setiap terdiri atas 5 orang pemain. Cara memainkanya dengan tangan (pantul-pantulkan dan dilempar), kemudian berusaha memasukkan bbola ke ring basket untuk mendapatkan nilai.
            Permainan bola basket berasal dari Negara amerika serikat yang diciptakan oleh Dr.James A.Naismith pada tahun 1891. permainan bola basket mulai di pertandingkan pada tahun 1936 dalam acara Olimpiade di Jerman yang di ikut 21 Negara. Negara Indonesia mengenal permainan permainan bola basket ini setelah perang dunia II, dan pada PON I di solo mulai di pertandingkan, Induk organisasi bola basket internasional, yaitu FIBA (Federation Internationale Basketball Association) dan nasional bernama PERBASI (Persatuan bola basket Selurut Indonesia).

Cara memegang bola basket adalah sikap tangan membentuk mangkok besar. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Telapak tangan melekat di samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan. Badan sedikit condong ke depan dan lutut rileks.


Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara yaitu melempar bola dari atas kepala (over head pass), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai (bounce pass).

Menggiring bola (dribbling ball) adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan.

Pivot adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.

Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poin. Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan shooting dengan dua tangan serta shooting dengan satu tangan.

Lay-up adalah usaha memasukkan bola ke ring atau keranjang basket dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih poin. Lay-up disebut juga dengan tembakan melayang.
Mungkin pada awalnya terlihat tidak mudah, karena banyak anak-anak yang kesulitan melakukan footwork dan shooting dengan benar. Harus dikuasai teknik lay-up dari kedua sisi lapangan dengan menggunakan tangan yang berbeda, dan juga reverse lay-up.
footwork
2111








3Release Push
Pemain muda yang masih kurang kuat melakukan release dengan teknik underhand dapat menggunakan teknik push. Shooting bola dengan bagian punggung tangan menghadap ke pemain. Tangan yang digunakan untuk shooting diulurkan ketika bola didorong ke ring basket menggunakan ujung jari. Pertama bola dipegang menggunakan kedua tangan, kemudian dilepas dengan tangan bagian luar, baik kiri maupun kanan. Pemain yang masih kanak-kanak yang masih kurang kuat boleh melakukannya dengan kedua tangannya.





Release Underhand
Pemain yang lebih kuat seharusnya melakukan release dengan teknik underhand. Teknik ini akan menghasilkan shooting yang lebih lembut, dan kontrol yang lebih baik ketika bergerak dengan kecepatan yang tinggi. Lepaskan bola dengan telapak tangan menghadap ke atas dan lengan yang diulurkan. Biarkan bola menggelinding di telapan tangan kemudian di ujung jari, dan pantulkan bola dengan lembut pada backboard. Pertama bola dipegang dengan kedua tangan, tetapi kemudian bola dilepas menggunakan tangan bagian luar pada saat mencapai lompatan tertinggi.


4





Drill sederhana
melakukan lay-up menggunakan tangan kanan. memegang bola, menghadap ke sisi kanan dari backboard dengan kedua kaki sejajar. Kemudian ambil satu langkah dengan kaki bagian dalam (kiri), menumpu dan melompat, diteruskan dengan lay-up dengan tangan kanan. Ketika melompat, paha kanan diangkat dengan lutut yang ditekuk. Kemudian coba lakukan drill ini dengan diawali dengan berlari tanpa dribble, dan selanjutnya dengan dribble. Jangan lupa, lay-up dengan tangan kiri juga harus dilatih!


BAB III

ATLETIK
I. Atletik adalan berasal dari bahasan Yunani. Yang artinya berlomba.
Jadi atletik ini adalah peninggalan dari kebudayaan Yunani Purba
Atletik yang ada di indonesia ini  berasal dari amerika dinamakan Treck and Field yang berarti Lintasan dan Lapangan.
lapangan (yang ada rumputnya) yang digunakan untuk :lempar /tolak/lontar dan lompat.
Atletik juga disebut “ ibu segala olahraga”  The Marthar Of  Sport
Disebut demikian karena bentuk-bentuk geraknya terdapat disemua olahraga, misalnya berjalan, berlari, melompat, dan melempar.
Perbedaan Jalan Cepat dan Lari :
  1. Jalan Cepat (walking Events)
Berjalan adalah : Badan berganti-ganti bertumpu di tanah pada sebelah atau pada kedua kaki/selalu ada di bagian badan yang berhubungan denga tanah (tidak ada saat yang melayang).
  1. Berlari adalah : Badan berganti-ganti bertumpu di tanah dan di antaranya bergantian setiap saat /di selingi badan melayang di udara seluruh anggota badan (ada saat yang melayang)

II. LARI (RUNNING EVENTS)
a.       Lari Jarak pendek (Sprint) : 100 m, 200 m, dan 400 m termasuk lari gawang
b.      Lari jarak menengah (middle distance) : 800 m, 1500 m, 2000 m, 3000 m, dan 5000 m.
c.       Lari jarak Jauh (Long Distence) : 10.000 m, dan Marathon : 42,195 km
1. Aba-aba lari :
    a. Bersedia (On your marks)
    b. Siaap (get set)
    c. Ya (Go)
2. Macam-macam Start :
    a. Start jongkok (Crouching start) lari jarak pendek
    b. start berdiri (Standing start) lari jarak menengah dan Jauh
    c. Start berdiri (Flying start) Lari estafet :
3. Lari estafet ada dua macam :
    1. Visucel (menoleh kebelakang)
    2. non Visucel (tidak menoleh kebelakang)

KONI

SEJARAH

  • 1946
    • Top organisasi olahraga membentuk Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) di Solo dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat.
  • 1947
    • Organisasi olahraga membentuk Komite Olympiade Republik Indonesia (KORI) dengan Ketua Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
    • KORI berubah menjadi Komite Olimpiade Indonesia(KOI).
  • 1951
    • PORI melebur ke dalam KOI.
  • 1952
    • KOI diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada tanggal 11 Maret.
  • 1959
    • Pemerintah membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) untuk mempersiapkan penyelenggaraan Asian Games IV 1962, KOI sebagai badan pembantu DAGI dalam hubungan internasional.
  • 1961
    • Pemerintah membentuk Komite Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia, top organisasi olahraga sebagai pelaksana teknis cabang olahraga yang bersangkutan.
  • 1962
    • Pemerintah membentu Departemen Olahraga (Depora) dengan menteri Maladi.
  • 1964
    • Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI.
  • 1965
    • Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga dibentuk pada tanggal 25 Desember, mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik.
  • 1966
    • Presiden Soekarno menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 143 A dan 156 A Tahun 1966 tentang pembentukan KONI sebagai ganti DORI, tetapi tidak dapat berfungsi karena tidak didukung oleh induk organisasi olahraga berkenaan situasi politik saat itu.
    • Presiden Soeharto membubarkan Depora dan membentuk Direktorat Jendral Olahraga dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
    • Induk organisasi olahraga membentuk KONI pada 31 Desember dengan Ketua Umum Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
    • KOI diketuai oleh Sri Paku Alam VIII.
  • 1967
    • Presiden Soeharto mengukuhkan KONI dengan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1967.
    • Sri Paku Alam VIII mengundurkan diri sebagai Ketua KOI. Jabatan Ketua KOI kemudian dirangkap oleh Ketua Umum KONI Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI M.F. Siregar dan Sekretaris KOISoeworo.
    • Soeworo meninggal, jabatan Sekretaris KOI dirangkap oleh Sekjen KONI M.F. Siregar. Sejak itu dalam AD/ART KONI yang disepakati dalam Musyawarah Olahraga Nasional (Musornas), KONI ibarat sekeping mata uang dua sisi yang ke dalam menjalankan tugasnya sebagai KONI dan ke luar berstatus sebagai KOI. IOC kemudian mengakui KONI sebagai NOC Indonesia.
  • 2005
    • Pemerintah dan DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan memecah KONI menjadi KON dan KOI.
  • 2007
    • Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2007 sebagai peraturan pelaksanaan UU No. 3 Tahun 2005.
    • KONI menyelenggarakan Musornas Luar Biasa (Musornaslub) pada 30 Juli yang membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan menyerahkan fungsi sebagai NOC Indonesia dari KONI kepada KOI kembali. Nama KONI tetap dipertahankan dan tidak diubah menjadi KON.

PERSATUAN TENNIS LAPANGAN SELURUH INDONESIA (PELTI)


Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI)Didirikan pada 26 Desember 1935 di Semarang
Stadion Tennis Senayan Jakarta 10270
Tel : (021) 5710298, 5707203
Fax : (021) 5700157
Email.: info@pelti.or.id
Website: http://www.pelti.or.id
 
Sejarah PELTI 
Tennis, kita ketahui, adalah permainan atau olah raga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olah raga yang juga disebut lawan tennis raket dipukulkan ke bola sambut menyambut - oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan - ke seberang jaring yang sengaja dipasang di sebidang lapangan empat persegi panjang.
Tadinya, sekitar abad ke-I6, tennis dimainkan di Italia, Prancis, dan lnggris, ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kcrajaan. Tapi tennis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di Inggris pada 1873, dan setahun kemudian oleh Nona Mary Outerhridge di Amerika Serikat. Lapangan -lapangan permainannya pun dibangun di kedua negeri itu. Kejuaraan tennis pertama dilangsungkan di Wimbledon, kota kecil sekitar 12 km di barat daya London, Inggris. Persatuan Tennis AS didirikan, 1881. berbagai kejuaraan amatir diselenggarakan di beberapa negara, yang mengundang datangnya beribu-ribu penon ton. Mula-mula hanya memainkan partai tunggal putra, diikuti partai tunggal putri tiga tahun kemudiannya.
Tahun 1900 adalah saat bersejarah bagi tennis. Pada tahun itulah Dwight Davis, bintang ganda AS, mcng hadiahkan sebuah piata Perak untuk diperebutkan dalam turnamen antarnegara, yang kcmudian tenar sebagai "Davis Cup" . Dalam pertandingan internasional pertama antara AS dan Inggris, Amerika unggul 3-0.
Kian populer dan majunya olah raga tennis, tak ayal telah mendorong didirikannya "Federation Internationale de Lawn Tennis" (Federasi Tennis Intcrnasionsl) pada 1912.
                 
Di Indonesia: Lahirnya PELTIBesar kemungkinan, orang Belandalah yang memper kenalkan tennis di Indonesia, walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa para pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar Kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, hingga kita tidak bisa melacak mana di antara dua perkiraan itu lebih benar.
Namun yang jelas, di negeri mana pun, olah raga ini mulai dimainkan dan lebih dikenal di kalangan bangsawan, hartawan, dan kaum terpelajar. Juga di Indo nesia. Apalagi di zaman penjajahan Belanda. Di masa itu hanya segelintir kaum pribumi yang mampu mengayun kan raket tennis, sedang jumlahnya yang lebih besar terdiri dari orang Belanda dan Cina. Itu pun hanya di kota-kota besar.
Jumlah kaum pribumi penggemar tennis mulai me ningkat pada tahun-tahun 1920-an ? seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia mcmasuki sekolah sekolah menengah, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka - umumnya para siswa Stovia, Rechrsschool, dan -NIAS - pada gilirannya memperkenalkan olah raga ini ke kalangan yang Iebih luas. Tennis pun mulai dimainkan atau dipertanding kan dalam kegiatan berbagai organisasi pemuda di masa itu. Olah raga inipun mulai dilihat sehagai penghimpun massa, terutama oleh kaum nasionalis yang mencita citakan Kemerdekaan Indonesia.
Lahirnya Boedi Oetomo, 1908, dan kemudian Soempah Pemoeda, 1928, memang senantiasa menghangati setiap langkah dan gerak kaum muda di kurun itu. Maka tidak heran bila penjajah Belanda selalu mengintip dan memantau setiap gcrak-gerik pergerakan pemuda, yang nonpolitik apalagi yang berbau politik. Terhadap gerakan yang diduga kecenderungan politik, tindakan pcmbatasan segera dilakukan. Toh serangkaian rintangan itu tidak membuat kaum muda patriotik kehilangan akal. Disemangati sumpah Satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe Bahasa, mereka melebur beberapa organisasi pemuda yang berpolitik ke dalam satu wadah baru yang disebut Indonesia Moeda, pada 1930.
Latar belakang lahirnya Indonesia Moeda jelas berangkat dari larangan bagi kegiatan politik yang diber lakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan, hanya dengan menggerakkan aktivitas sosial masyarakat baru bisa dicapai persatuan seluruh rakyat menuju kemerdeka an. Di dalamnya juga termasuk kegiatan olah raga. Setiap pemuda yang sehat dan ingin sehat tentu menggernari olah raga, yang di dalamnya sportivitas dan sifat kompe titif merupakan satu sisi dari mata uang, dan pada gilirannya dapat membangkitkan patriotisme.
Semangat cinta Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di kalangan olahragawan Indonesia, ter masuk di antara para petennis. Pada semacam kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederland sche Lawn Tennis Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi mampu berjaya. Di partai tunggal putra, dua saudara Soemadi dan Samboedjo Hoerip maju babak final, yang pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Samboedjo. Yang lebih mengesankan adalah dua partai berikutnya, yang memperagakan keunggulan anak jajahan atas penjajahnya. Yang pertama, pasangan ganda putra Hoerip Bersaudara, yang menggilas pasangan Belanda, Bryan/Abendanon, 6-3, 6-4 di final. Juara ganda campuran juga diraih keluarga Hoerip, Samboedjo dan Soelastri, yang mendepak pasangan "penjajah" , Bryan/Nn. Schermbeek, 6-4, 6-2 ? sekaligus mencetak gelar pemegang juara tumarnen ANILIB tiga kali beruntun, 1932-19.34.
Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah raganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember 1935 di Semarang - yang juga sekali gus menjadi saat dicetuskannya pembentukan Persatuan Lawn Tcnnis Indonesia (PELTI).
Kejuaraan ini sendiri diprakarsai oleh dr. Hoerip yang diakui sebagai Bapak Tennis Indonesia. menghimpun 70 petennis dari seluruh Jawa, kejuaraan ini dipantau dan mendapat perhatian serius dari pihak kolonnial Belanda. Itu tercermin dari pemuatan peristiwa penting olah raga tennis tersebut dalam surat kabar De Locomotif 30 Desember 1935. dengan Judul yang kalau diterjemahkan berbunyi : "Kejuaraan Tennis Seluruh Jawa dari Pcrsatuan Lawn Tennis Indonesia" . Namun, di pihak lain, ini juga berarti pengakuan pihak Belanda bahwa ANILTB telah mendapatkan saingannya.
Tanggal 26 Desember 1935 kemudian dicatat sebagai kari lahirnya PELTI
Gagasan pendirian PELTI sendiri, yang dikemukakan pada Kejuaraan Tennis di Semarang itu. berasal dari Mr. Budiyanto Martoatmodjo. tokoh tennis dari Jember - ia kemudian dianggap sebagai pencetak dasar utama pendirian organisasi PELTI. Ketika mcnguraikan azas dan tujuan pendiriannya ia mcngatakan bahwa PELTI, sebagaimana organisasi kebangsaan lainnya, sama sekali "Tidal bersifat mengasingkan diri." Maka PELTI akan selalu siap bekerja lama dengan persatuan tennis manapun dan apa saja, asal atas dasar saling menghargai.
Diungkapkan pula. tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan permainan lawan tennis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara ini. Iebih jauh, diharapkan akan dicapal tali persaudaraan yang erat di antara segala perhimpunan dan pemain tennis bangsa Indonesia. PELTI juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tennis. Juga meng adakan dan mengatur serta menyumbang bagi terlaksana nya pertandingan, di samping berusaha memasyarakatkan permainan tennis itu sendiri.
Gagasan pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai, khususnya di kalangan yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah kolonial, termasuk dari kalangan yang terpandang. Di Semarang saja, para simpatisan semacam itu tidak sedikit jumahnya. Misalnya: Dr. Buntaran Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun berturut -turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto, Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota Iainnya, dukungan diwakili oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember), R.M. Wazar (Bandung), Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo (Surabaya), Mr. Soedja (Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo, ahli olah raga tennis yang namanya terkenal di Eropa.
Pada umumnya, mereka memandang simpatik gagasan Dr. Hoerip, yang sebernarnya sudah dicetuskan sejak 1930, diilhami oleh berdirinya PSSI pada 30 April tahun itu. Tapi para tokoh tadi berbeda pendapar dalam beberapa hal, terutama mengenai saat yang tepat bagi pendirian Induk organisasi tennis Itu. Dari berbagai sikap yang lahir - revolusioner, moderat, plintat-plintut - akhirnya golongan tengahlah yang merupakan mayoritas. Pengalaman pahit saat-saat pendirian PSSI tampaknya menjadi cermin pembanding bagi para pelopor PELTI, hingga mereka memilih bersikap Iebih hati-hati meng hadapi reaksi pemerintah Belanda - mereka tentunya tidak senang melihat setiap kegiatan yang bersifat mem persatukan kekuatan. Para pendiri PELTI tidak Ingin organisasi yang akan mereka dirikan mati dalam kandungan. Itulah sebabnya PELTI baru berdiri lima tahun kemudian, 1935.
SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS PUSAT 
PERSATUAN TENIS SELURUH INDONESIA (PP. PELTI)
MASA BAKTI 2007-2012
_______________________








PENASEHAT:
Moerdiono




PENGURUS HARIAN :






Ketua Umum:
Martina Widjaja




Sekretaris Jenderal:
Soebronto Laras
Wakil Sekretaris Jenderal:
August Ferry Raturandang




Bendahara:
Diono Nurjadin
Wakil Bendahara I:
Zandra Darmawan




Bidang Pengembangan


Ketua:
Rachmanto Surahmat
Wakil Ketua:
Slamet Utomo




Bidang Pembinaan Senior


Ketua:
Kresno Merdiko
Wakil Ketua:
Laurence Barki




Bidang Pembinaan Junior


Ketua:
Danny Walla
Wakil Ketua:
Christian Budiman




Bidang Pembinaan Prestasi Daerah


Ketua:
Tintus Arianto Wibowo
Wakil Ketua:
Hudani Fajri




Bidang Pertandingan


Ketua:
Johannes Susanto
Wakil Ketua:
Kent Widyasetyabudi




Bidang Promosi dan Pemasaran


Ketua:
Shinta Widjaja Kamdani
Wakil Ketua:
Prasetyo Singgih




Humas:-Gungde Ariwangsa


-Amin Pujanto




PENGURUS PLENO






Komite Organisasi:-Albert Wuysang


-H. Kemas Arsyad Somad


-H.M. Asnawi HD.


-Ade L. Syuhada


-Agussalim Djamil


-Meidizon Dahlan




Komite Kepelatihan Pelatih:-Atet Wijono


-Alferd Henry Raturandang




Komite Mini Tenis:
Teguh Djuwandie




Komite Perwasitan:-Kompol. Gunawan M. H.


-Gunawan Tedjo Sutikno
 Komite Tenis Kursi Roda:-H. Sjahrudin


-Henny Santoso




Komite Veteran:-Suprawito


-Ex. Officio BAVETI




Komite Urusan Peringkat dan KTA:-Grace Lumenta




Komite Pendidikan dan Bea Siswa:
Marieke Gunawan




Komite Pembinaan Senior:-Suzanna Anggarkusuma


-Suwandi


-Yopie Chandra




Komite Pembinaan Prestasi Daerah:-Bonit Wiryawan


-Eko Yuli


-Bunge Nahor




Komiet Pertandingan:-Glen Sugita


-Aga Soemarno


-Susan Soebekti




Komite Promosi:-Indra Sukirno


-Andi Mallarangeng


-Enny Sukamto


-Ervin Lubis


-Iwan Budiarto Nurjadin




Komite Pemasaran:-Patrick Walujo


-Emirsyah Satar


-Dino Pati Jalal


-Rudy Hamdani


-Ignatius Khomasurya




Komite Hukum dan Tata Tertib:
Kombes Pol. Petrus Golose

Ukuran Lapangan Tenis Meja - Panjang, Lebar, Luas, Tinggi Meja Dan Net


Dalam membuat lapangan tennis meja yang baik harus sesuai dengan standar internasional baik meja pertandingan maupun jaring net yang digunakan.

A. Ukuran Meja Tenis Meja
- Panjang = 274 cm
- Lebar = 152,5 cm
- Tebal garis sisi = 2 cm
- Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm
- Luas = 4,1785 meter persegi
B. Tiang Net dan Jaring Net
- Panjang Net = 183 cm
- Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm
- Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm
- Luas Net = 0,279075 meter persegi
Di pinggir dan di tengah meja diberi garis. Umumnya warna dasar meja tenis meja adalah warna hijau dan untuk garis adalah putih. Tenis Meja = Table Tennis (internasional).

SEJARAH TENIS DI INDONESIA



image title

Tennis, kita ketahui, adalah permainan atau olah raga dengan menggunakan raket dan bola. Dalam olah raga yang juga disebut lawan tennis raket dipukulkan ke bola sambut menyambut - oleh seorang atau sepasang pemain yang saling berhadapan - ke seberang jaring yang sengaja dipasang di sebidang lapangan empat persegi panjang.
Tadinya, sekitar abad ke-I6, tennis dimainkan di Italia, Prancis, dan lnggris, ketika lapangan mainnya dibangun di balik dinding-dinding istana kcrajaan. Tapi tennis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di Inggris pada 1873, dan setahun kemudian oleh Nona Mary Outerhridge di Amerika Serikat. Lapangan-lapangan permainannya pun dibangun di kedua negeri itu. Kejuaraan tennis pertama dilangsungkan di Wimbledon, kota kecil sekitar 12 km di barat daya London, Inggris. Persatuan Tennis AS didirikan, 1881. berbagai kejuaraan amatir diselenggarakan di beberapa negara, yang mengundang datangnya beribu-ribu penonton. Mula-mula hanya memainkan partai tunggal putra, diikuti partai tunggal putri tiga tahun kemudiannya.
Tahun 1900 adalah saat bersejarah bagi tennis. Pada tahun itulah Dwight Davis, bintang ganda AS, mcnghadiahkan sebuah piata Perak untuk diperebutkan dalam turnamen antarnegara, yang kcmudian tenar sebagai "Davis Cup" . Dalam pertandingan internasional pertama antara AS dan Inggris, Amerika unggul 3-0.
Kian populer dan majunya olah raga tennis, tak ayal telah mendorong didirikannya "Federation Internationale de Lawn Tennis" (Federasi Tennis Intcrnasionsl) pada 1912.
  1. Di Indonesia: Lahirnya PELTI

    Besar kemungkinan, orang Belandalah yang memperkenalkan tennis di Indonesia, walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa para pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar Kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, hingga kita tidak bisa melacak mana di antara dua perkiraan itu lebih benar.

    Namun yang jelas, di negeri mana pun, olah raga ini mulai dimainkan dan lebih dikenal di kalangan bangsawan, hartawan, dan kaum terpelajar. Juga di Indonesia. Apalagi di zaman penjajahan Belanda. Di masa itu hanya segelintir kaum pribumi yang mampu mengayunkan raket tennis, sedang jumlahnya yang lebih besar terdiri dari orang Belanda dan Cina. Itu pun hanya di kota-kota besar.

    Jumlah kaum pribumi penggemar tennis mulai meningkat pada tahun-tahun 1920-an ? seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia mcmasuki sekolah sekolah menengah, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Mereka - umumnya para siswa Stovia, Rechrsschool, dan -NIAS - pada gilirannya memperkenalkan olah raga ini ke kalangan yang Iebih luas. Tennis pun mulai dimainkan atau dipertandingkan dalam kegiatan berbagai organisasi pemuda di masa itu. Olah raga inipun mulai dilihat sehagai penghimpun massa, terutama oleh kaum nasionalis yang mencitacitakan Kemerdekaan Indonesia.

    Lahirnya Boedi Oetomo, 1908, dan kemudian Soempah Pemoeda, 1928, memang senantiasa menghangati setiap langkah dan gerak kaum muda di kurun itu. Maka tidak heran bila penjajah Belanda selalu mengintip dan memantau setiap gcrak-gerik pergerakan pemuda, yang nonpolitik apalagi yang berbau politik. Terhadap gerakan yang diduga kecenderungan politik, tindakan pcmbatasan segera dilakukan. Toh serangkaian rintangan itu tidak membuat kaum muda patriotik kehilangan akal. Disemangati sumpah Satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe Bahasa, mereka melebur beberapa organisasi pemuda yang berpolitik ke dalam satu wadah baru yang disebut Indonesia Moeda, pada 1930.

    Latar belakang lahirnya Indonesia Moeda jelas berangkat dari larangan bagi kegiatan politik yang diberlakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan, hanya dengan menggerakkan aktivitas sosial masyarakat baru bisa dicapai persatuan seluruh rakyat menuju kemerdekaan. Di dalamnya juga termasuk kegiatan olah raga. Setiap pemuda yang sehat dan ingin sehat tentu menggernari olah raga, yang di dalamnya sportivitas dan sifat kompetitif merupakan satu sisi dari mata uang, dan pada gilirannya dapat membangkitkan patriotisme.

    Semangat cinta Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di kalangan olahragawan Indonesia, termasuk di antara para petennis. Pada semacam kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederlandsche Lawn Tennis Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi mampu berjaya. Di partai tunggal putra, dua saudara Soemadi dan Samboedjo Hoerip maju babak final, yang pertandingan akhirnya dimenangkan oleh Samboedjo. Yang lebih mengesankan adalah dua partai berikutnya, yang memperagakan keunggulan anak jajahan atas penjajahnya. Yang pertama, pasangan ganda putra Hoerip Bersaudara, yang menggilas pasangan Belanda, Bryan/Abendanon, 6-3, 6-4 di final. Juara ganda campuran juga diraih keluarga Hoerip, Samboedjo dan Soelastri, yang mendepak pasangan "penjajah" , Bryan/Nn. Schermbeek, 6-4, 6-2 ? sekaligus mencetak gelar pemegang juara tumarnen ANILIB tiga kali beruntun, 1932-19.34.

    Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah raganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember 1935 di Semarang - yang juga sekaligus menjadi saat dicetuskannya pembentukan Persatuan Lawn Tcnnis Indonesia (PELTI).

    Kejuaraan ini sendiri diprakarsai oleh dr. Hoerip yang diakui sebagai Bapak Tennis Indonesia. menghimpun 70 petennis dari seluruh Jawa, kejuaraan ini dipantau dan mendapat perhatian serius dari pihak kolonnial Belanda. Itu tercermin dari pemuatan peristiwa penting olah raga tennis tersebut dalam surat kabar De Locomotif 30 Desember 1935. dengan Judul yang kalau diterjemahkan berbunyi : "Kejuaraan Tennis Seluruh Jawa dari Pcrsatuan Lawn Tennis Indonesia" . Namun, di pihak lain, ini juga berarti pengakuan pihak Belanda bahwa ANILTB telah mendapatkan saingannya.

    Tanggal 26 Desember 1935 kemudian dicatat sebagai kari lahirnya PELTI

    Gagasan pendirian PELTI sendiri, yang dikemukakan pada Kejuaraan Tennis di Semarang itu. berasal dari Mr. Budiyanto Martoatmodjo. tokoh tennis dari Jember - ia kemudian dianggap sebagai pencetak dasar utama pendirian organisasi PELTI. Ketika mcnguraikan azas dan tujuan pendiriannya ia mcngatakan bahwa PELTI, sebagaimana organisasi kebangsaan lainnya, sama sekali "Tidal bersifat mengasingkan diri." Maka PELTI akan selalu siap bekerja lama dengan persatuan tennis manapun dan apa saja, asal atas dasar saling menghargai.

    Diungkapkan pula. tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan permainan lawan tennis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara ini. Iebih jauh, diharapkan akan dicapal tali persaudaraan yang erat di antara segala perhimpunan dan pemain tennis bangsa Indonesia. PELTI juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tennis. Juga mengadakan dan mengatur serta menyumbang bagi terlaksananya pertandingan, di samping berusaha memasyarakatkan permainan tennis itu sendiri.

    Gagasan pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai, khususnya di kalangan yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah kolonial, termasuk dari kalangan yang terpandang. Di Semarang saja, para simpatisan semacam itu tidak sedikit jumahnya. Misalnya: Dr. Buntaran Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun berturut-turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto, Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota Iainnya, dukungan diwakili oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember), R.M. Wazar (Bandung), Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo (Surabaya), Mr. Soedja (Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo, ahli olah raga tennis yang namanya terkenal di Eropa.

    Pada umumnya, mereka memandang simpatik gagasan Dr. Hoerip, yang sebernarnya sudah dicetuskan sejak 1930, diilhami oleh berdirinya PSSI pada 30 April tahun itu. Tapi para tokoh tadi berbeda pendapar dalam beberapa hal, terutama mengenai saat yang tepat bagi pendirian Induk organisasi tennis Itu. Dari berbagai sikap yang lahir - revolusioner, moderat, plintat-plintut - akhirnya golongan tengahlah yang merupakan mayoritas. Pengalaman pahit saat-saat pendirian PSSI tampaknya menjadi cermin pembanding bagi para pelopor PELTI, hingga mereka memilih bersikap Iebih hati-hati menghadapi reaksi pemerintah Belanda - mereka tentunya tidak senang melihat setiap kegiatan yang bersifat mempersatukan kekuatan. Para pendiri PELTI tidak Ingin organisasi yang akan mereka dirikan mati dalam kandungan. Itulah sebabnya PELTI baru berdiri lima tahun kemudian, 1935.
  2. Era Pengembangan (1936 . 1940)
    Saudara sekandung, namun latar belakang pendirian PSSI dan PELTI bertolak punggung. Kalau PSSI lahir berdasarkan kesatuan pendapat berbagai perkumpulan sepakbola - yang nyata-nyata ingin rnemisahkan diri dari Persatuan Sepak Bola Hindia Belanda - PELTI dilahirkan oleh gagasan perorangan yang sekaligus menggerakkan nya. Karena itu, kelemahan utama PELTI sejak awal Iahirnya adalah dibidang organisasi. Tidak jelas siapa yang sebenarnya berhak menjadi nnggotanya: persatuan/ daerah, perkumpulan/klub, atau perorangan. Inilah yang dimanfaatkan secara baik oleh ANILTB dengan menetapkan politik devide et impera -nya.

    Praktek "pecah dan kuasailah" Itu berangkat dari kecemburuan dan kekhawatiran - cemburu tersaingi dan kehilangan pamor, khawatir PELTI menjadi perpanjangan kegiatan politik untuk mencapal kemerdekaan. Dua hal Ini tersirat dalam bcrita surat kabar De Indische Courant, yang terbit di Surabaya. Sabtu 13 April 1936: Bagi Kedirische Tennisbond (Pcrsatuan Tennis Kediri milik orang Belanda - Red.) tahun lewat sangat penting . Tennis mulai berkembang di kalangan rakyaf di luar masyarakat Belanda."

    Mereka tampaknya cemas melihat bermunculannya bibit-bibit muda berbakat di kalangan warga Indonesia. khususnya di kota-kota besar. Misalnya. di Bandung: A.A. Katili, Ketje Soedarsono, Carebert Singgih. Caroline Singgih, dan Soedjono. Di Solo: Panarto, Soeharto, Srinado, dan Soeparis. Di Surabaya: Doelrachman, Lantip, Tumbelaka, dan Latumeten.

    Dan Inilah yang dilakukan keempat "Pendawa" Surakarta: di bawah pimpinan Pangceran Soerjohamidjojo, mereka (Panarto, Soeharto, Soeparis, Srinado) menyerbu geIanggang Bandoengsche Tennis Unie

    (BTU). Ketika itu, 1937, Soeparis yang baru berusia 15 tahun menyapu bersih seluruh lawannya, dengan flying forehand-nya yang patent itu. Bahkan jago pihak sana, Cooke, ikut tersikat. ANILTB pun tergeser.

    Akibat Iebih jauh, PELTI lalu dianggap rival serius oleh ANILTB. Padahal waktu itu, berbagai persatuan dan klub tennis di kota-kota besar, seperti Persatuan Tennis Indonesia Bandung (PTIB) dan di Jakarta, belum menjadi anggota PELTI. Namun, dalam keadaan demikian, dan dalam langkahnya dana, organisasi tennis Indonesia "asli" itu sanggup menyclenggarakan turnamen tahunan. Maka tak terlalu salah bila pihak Belanda mengendus sesuatu yang berbau idealisme politik di dalam tuhuh PELTI.

    Menganggap sudah begini berbahayanya sang rival, maka menjelang kejuaraan PELTI, 1937, di Yogyakarta, ANILTB- mengharuskan PELTI bergabung dengannya. Bahkan dengan nada yang mengancam keselamatan PELTI. Ancaman ini sempat menggoyahkan organisasi tennis Indonesia itu, sampai lahir usul agar diadakan scmacam gentlemen's agreement (perjanjian persahabat-an). Tapi usul itu ditentang keras oleh I'B PELTI.

    Ada baiknya dikutip risalah rapat PELTI, yang dikeluarkan pada tahun 1939:

    "Ketua PELTI: Mengenai gcntlement's agreement itu, sebaiknya kita menunggu saja dahulu dan mengarnbil sikap berhati-hati dan waspada. Yang paling penting bagi kita adalah masuknya semua persatuan-persatuan tennis dahulu. Per tandingan persahatan dan dengan ANILTB dapat diadakan tiap saat jika dipandang perlu."

    "Dalam tahun 1937 mereka telah mengancam kita waktu PELTI hendak mengadakan turnamen kejuaraan yang ketiga. Mereka mengharuskan kita untuk masuk ke dalam ANILTB. Hal ini menimbulkan kegegeran di kalangan kita. Kemudian membicarakannya dalam rapat menentukan secara bulat bahwa PELTI harus merupakan suatu organisasi nasional seperti halnya dengan PSSI. Kerja sama dengan lainnya permainan dengan sendirinya selalu kita usahakan dengan giat."

    Dengan menegaskan bahwa "PELTI harus merupakan suatu organisasi nasional yang tetap seperti halnya dengan PSSI" , maka makin jelas sikap persatuan tennis Indonesia yang patriotic.

    Dalam keadaan demikian, PELTI tidak ingin memhahi huta. PELTI memilih menggescr scat herlangsung pertandingan tahunannya, dari hari-hari Libur Natal (Desember) ke hail liburan Paskah. Dengan demikian, rncreka menghindari hentrokan - yang tidak( prinsip - dengan kegiatan pertandingan ANILTB. itulot rnulai dilakukan PELTI saat merayakan lustrumnya yang

    pertama, 1939. pada tahun itu pula herlangsung kongresnya yang pertama.

    Pertandingan yang berlangsung di pasir . Kaliki, Bandung ? lapangan baru dan bagus, dan berkat jasa baik F. Buse - mempertemukan Samhoedjo dan Panarto di final tunggal putra. Pertarungan in dimenangkan oleh Samhoedjo, yang sekaligus menjadi juara untuk ketiga kalinya. Mahkota juara tunggal putri diraih oleh adiknya, Soelastri, yang juga berarti mempertahankan juara untuk tiga kali beruntun. Juara ganda putra digondol pasangan Santos/Sanjoto Hoerip, untuk kedua kali berturut-turut. Keperkasaan Keluarga Hoerip di lapangan tennis dikukuhkan oleh pasangan Soelastri/Soeharniati, yang merampas juara ganda wanita, untuk ketiga kali pula.

    Dalam kcadaan tetap diincar oleh ANILTB, permasalahan keanggotaan PELTI tetap menjadi ganjalan. Baru setelah kongres pertamanya, 30 April 1939, masalah keanggotaan ini dibicarakan lebih sungguh-sungguh. Toh selama empat tahun sejak berdirinya, hanya berbekal tekad sekelompok orang, PELTI membuktikan dirinya mampu bertahan. Malahan, organisasi ini berhasil menyelenggarakan kejuaraan tahunannya, dengan peserta yang kian bertambah dan mute yang makin baik.

    Saat inilah PTIB dengan resmi menjadi anggota PELTI. Kcjuaraannya dibakukan sebagai "Kejuaraan Tennis Indonesia" . Mutunya yang kian meningkat diakui oleh surat kabar A.1.D. de Preangerbode, 3 Mei 1939. Surat kabar yang terkenal reaksioner ini menulis:

    "Semua juara digondol oleh kelurga Hoerip. Turnamen yang diikuti oleh banyak pemain kuat."

  3. "Jika ada suatu turnamen tennis yang sungguh dapat dibanggakan, justru itulah kejuaraan Indonesia yang baru diselenggarakan PELTI ini. Jarang sekali - terutama di Bandung - kita menyaksikan suatu turnamen tennis, dan tenama yang diselenggarakan dengan rapih dan bagus sekali."

    "Mengenai organisasi yang bagus ini, terus terang, di Bandung ini jarang sekali kita saksikan, lebih-lebih pada waktu akhir-akhir ini. Dalam hal pengorgaisasian, ternyata PTIB melebihi perkumpulan lain di kota ini. Mengenai umpires dan linesmen misalnya, lama sebelum turnamen dimulai telah disiapkan orang-orangnya. Mr. Oesman dan kawan-kawan telah membuktikan bagaimana seharusnya menyelenggarakan sebuah turnamen yang baik. ... Kepada mereka kita sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya."

    "Bukan segi organisasi saja, tapi dari sudut pcrmainan pun turnamen telah sangat berhasil ..."

    Era pengembangan PELTI ditutup dengan kejuaraan tennis nasional di Surabaya, 1940. Pada kesempatan ini, seluruh jago-jago tennis Indonesia ikut serta, kecuali Samboedjo Hoerip. Gelar tunggal putra diraih A.A. Katili dari Jakarta, yang menundukkan Lantip di final. Ganda putra dijuarai Panarto/Doelrachman. Pada kesempatan inilah Iahir dua pemain berbakat besar, Tan Liep Tjiauw dari Blitar, dan Toto Soetarjo dari Bandung.

    Perlu ditambahkan sedikit mengenai gebrakan-gebrakan PELTI, terutama kegiatan yang berlangsung dalam rangka lustrumnya yang pertama di Bandung. Banyak pihak yang menganggap bahwa dari Bandunglah kemenangan telah dimulai; keadaan kartu yang dimainkan menunjukkan kekuatan telah berada di tangan kita. Kenyataan ini tampaknya disadari oleh Tuan Janz, ketua Bandoengsche Tennis Unie (BTU). Menyaksikan turnamen di Bandung atas undangan, konon dialah yang menyarankan epada ANILTB agar mengakui saja PELTI sebagai induk organisasi tennis, sehingga dapat berjalan berdampingan dalam suasana yang bersahahat. Dengan demikian Janz berharap berbagai turnamen ANILTB tidak akan ditinggalkan para pemain Indonesia.

    Entah karena nasehat Janz atau karena situasi internasional yang memburuk, atau karena kedua-duanya, ternyata ANILTB mulai mengambil sikap yang terkesan tidak memusuhi PELTI lagi. Yang jelas, minimal mereka telah menghentikan kasak-kusuknya kepada PELTI dan para anggotanya.

    Pihak PELTI sendiri, yang sejak mula berasas mau hekerja sama dengan organisasi mana pun juga, menghargai perubahan sikap ini dengan diam-diam. Perubahan status quo itu dinilai membuktikan bahwa kekuatan organisatoris telah beralih ke pihak Indonesia. Sementara PELTImenyelenggarakan kejuaraan tahunan keenamnya di Surabaya, yang diselenggarakan oleh Indonesische Tennis Organisatie Surabaya (ITOS), ANILTB tak sempat lagi mengadakan jaarlijksche kampioenschappennya. Tampaknya serbuan Pasukan NAZI ke Negeri Belanda mempengaruhinya.
  4. Masa Nonaktif (1941-1949)
    Getaran Perang Dunia II mulai mengimbas ke Nusantara. Pemerintah kolonial dan orang-orang Belanda mulai kalang-kabut, dan lalu lari terbirit-birit begitu pasukan pendudukan Jepang menjejakkan kakinya di Indonesia. Semua orang yang asing dan pribumi, mulai hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

    Pada masa pendudukan Jepang ini, kegiatan PELTI pun terhenti. Bukan saja karena keadaan ekonomi yang kian suram, tetapi juga karena kaum penjajah baru melakukan pembuharan semua organisasi, yang politik, sosial, maupun olah raga. Seluruh kegiatan kemudian dihimpun dalam saw wadah yang disebut Tai Iku Kai ( "Persaudaraan Nippon-Indonesia" ).

    Selama masa ini, hanya dua kali Tai Iku Kai menyelenggarakan kejuaraan tennis. Yang pertama, 1942, yang mengikutsertakan seluruh petennis di Jawa, menampilkan Tan Liep Tjiauw sebagai juara tunggal putra setelah di final menundukkan A.A. Katili. Di nomor ganda putra, Tan Liep Tjiauw yang herpasangan dengan Oei Beng Liem mengalahkan Soeharto/Srinado di final. Pada kejuaraan kedua, 1943, juara tunggal diraih A.A. Katili setelah di final mendepak Ketje Soedarsono.

    Pada zaman serba susah itu, kejuaraan utama para petennis bagaimana mendapatkan bola dan raket - kalau pun ads itu pun merupakan stok dari zaman Belanda. Di kota-kota kecil kesulitan yang lebih parah menjadikan tennis olahraga tabu.

    Pembentukan Gerakan Latihan olah Raga Rakyat (Gelora) pada ambang keruntuhan Jepang, 1944, sebagai ganti Tai Iku Kai, tak banyak menolong. Situasi yang nonaktif dan mandek ini Nikon saja menahan lahirnya bakat-bakat baru, tetapi juga menyendatkan perkembangan bibit-bihit yang mulai tumbuh. Itulah yang dialami Doelrachman, Ketje Soedarsono, dan Toto Soetarjo. Perang malahan merenggut petennis andal Samboedjo Hoerip.

    Kalau di zaman Jepang sekali-sekali masih ditemui orang hermain tennis, di masa awal kemerdekaan Indonesia seluruh upaya tercurah kepada penyelamatan Republik yang baru, Iahir. Keadaan ini tentu tidak bcrlaku di kawasan pendudukan Belanda.

    Kegiatan olahraga mulai dibangkitkan pada 1947, dengan berlangsungnya Kongres Olahraga, Januari tahun itu. Salah satu keputusannya adalah: Gclora warisan jepang dikuburkan, dan Persatuan Olah Raga Republik Indonesia (PORI) dinyatakan berdiri. Seluruh induk kegiatan olahraga, seperti PSSI, PAST (atletik), dan PELTI, dihidupkan kembali dan ditetapkan sebagai anggota otonom PORI. (PORI pada hakekatnya nama baru bagi Ikatan Sport Indonesia (ISI) dari zaman sebelum Perang Dunia II, yang diketuai Soetardjo).

    Tahun berikutnya, 1948, berlangsung Pekan Olah Raga Nasional (PON) I, di Solo. Tennis termasuk cabang olahraga yang dipertandingkan. Meski PON pertama ini tak sempat menghadirkan sejumlah pemain tennis kawakan, tapi peristiwa tersebut merupakan titik tolak b angkitnya rasa kebersamaan dan persatuan, khususnya di kalangan olahragawan, termasuk di antara para petennis. Pertandingan tennis PON I menampilkan Toto Soetarjo dan Nyonya Soedomo sebagai juara tunggal putra dan putri. Sedang ganda putra dan campuran masing-masing direhut oleh pasangan Soejono Toto Soetarjo dan Mapaliey/Nyonya Soedomo.

    Di masa setelah proklamasi i